Sembilu

 
Tak secuil pun ingin ku ucapkan.
Lagi dan lagi aku hanya menjadi saksi atas kehilangan mereka.
Dari hidup.
Menciptakan memori di dalam ingatan.
Lalu pergi.
Yang menjadi ingatan itulah yang tak pernah hilang dalam kepala

 

Mereka orang-orang yang kukenal, yang pernah bersinggungan denganku, berinteraksi,menemuiku, menasihatiku, memarahiku
Tiba-tiba menutup mata
Dalam daksa tak bergerak sama sekali
Kanta yang tertutup alih-alih terbuka kembali
Bibir yang terkatup rapat_begitu pias
Sampai tak mampu untuk aku sanggup berdiri
 
Meninggal.
 
 
Mereka menyebutnya begitu
Nyawa di cabut
Daksa di biarkan
Apa lagi yang lebih menyakitkan dari mereka yang tanpa sengaja di tinggalkan
Memelihara memori lamur
Sakit dalam rasa yang tak pernah diduga
Akselerasi, bodoh
Dalam balutan kehangatan yang samar
Kedinginan dibanting masa yang akan datang
Kesakitan sebab hampa yang mulai menyerang
Kekosongan menganga
Bergulir dipaksa setuju dengan kebiasaan yang baru

 

Kalian para makhluk kuat di bumi ini 
Melahirkan keikhlasan dan keridhoan yang di balut takdir kehidupan
Memaksa berhenti tangisi perih di dinding dada
 
Kau membangun lagi tembok. Menutupnya dengan beton menguatkannya dengan kedok "Baik-baik saja"
Lantunan ayat-ayat kesakitanmu tak kau beri dengar pada makhluk manapun
Tak memberinya kesempatan untuk mengintip, menerawang, ataupun memindai dirimu melalui tatapan mereka
 
Bumi, 13 Juni 2022
 

Thirddxs


Komentar

Postingan Populer